sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Insentif Terbukti Pacu Penjualan Mobil Listrik, Pemerintah Harap Banyak Investor Masuk

Technology editor M Fadli Ramadan
24/06/2025 14:45 WIB
Penjualan mobil listrik di Indonesia terus bertumbuh, bahkan melebihi mobil hybrid yang sebelumnya sangat diminati masyarakat Indonesia.
Insentif Terbukti Pacu Penjualan Mobil Listrik, Pemerintah Harap Banyak Investor Masuk. (Foto: Inews Media Group)
Insentif Terbukti Pacu Penjualan Mobil Listrik, Pemerintah Harap Banyak Investor Masuk. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - Penjualan mobil listrik di Indonesia terus bertumbuh, bahkan melebihi mobil hybrid yang sebelumnya sangat diminati masyarakat Indonesia. Salah satu faktor utamanya yaitu insentif pajak yang diberikan pemerintah.

Berdasarkan data AEML (Asosiasi Ekosistem Mobil Listrik), pada 2023 terdapat 16 model kendaraan listrik yang ditawarkan ke konsumen, namun hanya 11 model yang mencatatkan angka penjualan. Sehingga market share mobil listrik saat itu hanya mencapai 1,7 persen.

Saat itu pemerintah mewacanakan insentif untuk mobil listrik, tetapi implementasinya ditunda sehingga menyebabkan sejumlah konsumen melakukan penundaan pembelian. Pangsa pasar EV pun turun ke 1,2 persen.

Ketika insentif benar-benar diimplementasikan oleh pemerintah, market share mobil listrik kembali naik. "Pas (peraturan insentif) keluar, naik nih (pangsa pasar EV). Dari 1,7 persen ke 1,2 persen, (lalu naik) menjadi 2,2 persen,” kata Rachmat Kaimuddin, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI di Jakarta, belum lama ini.

Insentif yang dihadirkan pemerintah mendorong setiap produsen untuk mengeluarkan model-model terbaru untuk ditawarkan ke masyarakat Indonesia. Sebab, insentif membuat harga mobil listrik menjadi lebih terjangkau.

Pemain baru juga mulai berdatangan dengan membawa masuk produknya melalui skema CBU alias diimpor langsung dari luar negeri. Namun, mereka juga mendapatkan keringanan berupa Bea Masuk dan PPnBM yang ditanggung pemerintah.

Tapi mereka yang masih melakukan impor mendapat syarat harus membangun pabrik dan memproduksi kendaraan sesuai jumlah yang mereka pasarkan. Apabila melanggar, maka mereka harus membayar seluruh pajak yang telah ditanggung pemerintah Indonesia.

Rachmat mengatakan insentif mobil listrik sangat penting bagi pertumbuhan elektrifikasi di Indonesia. Menurutnya, ini bisa menarik lebih banyak investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

"Masuklah BYD dengan tiga model pertama, Seal, Atto 3, dan Dolphin. Market share sudah di 3,3 persen. Sekarang market share sudah 9,6 persen. Dan saya yakin di akhir tahun harusnya bisa lebih dari 10 persen," ujarnya.

Sebagai informasi, berdasarkan data yang diolah Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil listrik Mei 2025 sebesar 6.391 unit. Angka itu turun 13,63 persen dibandingkan April 2025 yang mencatatkan 7.400 unit.

Sementara untuk Januari-Mei 2025, penjualan mobil listrik sebesar 53.650 unit. Jumlah ini sudah lebih dari setengah dari total penjualan sepanjang 2024, sebanyak 103.227 unit. Bahkan, hampir menyamai angka penjualan pada 2023, yang membukukan 71.358 unit.

(Febrina Ratna Iskana)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement