Devon tidak sendirian dalam hal kebiasaan kerjanya itu. Jason, yang berusia 22 tahun, juga mengatakan dia bekerja penuh waktu di dua pekerjaan rekayasa software selama tidak lebih dari 30 jam seminggu untuk meningkatkan penghasilannya.
"Saya merasa beban kerja saya pada pekerjaan pertama saya cukup rendah, dan saya tahu bahwa jika saya tidak dapat mengatasinya maka saya dapat berhenti dari salah satu pekerjaan tersebut,” kata Jason.
Menanggapi kabar ini, beberapa kritikus mengatakan perusahaan tidak memiliki cukup pekerjaan untuk membuat karyawan baru mereka sibuk. Ini tidak lain karena buntut perekrutan besar-besaran yang dilakukan saat pandemi Covid-19.
Ini juga yang mendasari banyak raksasa teknologi mengambil keputusan memberhentikan ribuan karyawan awal tahun ini. Tapi, sampai saat ini belum ada komentar dari Google terkait apa yang dikabarkan.
(YNA)