IDXChannel - Pelaku kejahatan siber terus berupaya menemukan kelemahan pada suatu sistem untuk membobol dan mencuri data penting. Kini, kejahatan siber juga semakin mengancam perbankan yang memiliki data lengkap nasabahnya.
Menurut Global Financial Stability Report pada April 2024 dari International Monetary Fund (IMF), hampir 20 persen dari risiko ancaman siber terhadap sektor keuangan menyerang lembaga keuangan, dengan eksposur paling tinggi dialami oleh bank.
Direktur Cyber Intelligence PT Spentera, Royke Tobing mengatakan, tingginya eksposur ancaman siber membuat perbankan harus menerapkan upaya penguatan keamanan siber yang efektif.
“Tak hanya untuk mencegah insiden siber, tapi juga mendeteksi saat insiden berlangsung dan memulihkan setelah insiden terjadi,” ujar Royke dalam seminar “Cyberwolves Con, Latest Threat Intelligence Brief in Indonesia”, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).