"Jadi (insentif) ini sangat membantu sekali, terutama di pameran IIMS di awal tahun. Jadi ini kabar baik bagi stakeholder otomotif, baik produsen dan juga konsumen. Dengan insentif ini kita harapkan transaksi meningkat," ujar Rudi.
Pada tahun lalu, industri otomotif Indonesia menghadapi tekanan dengan menurunnya jumlah penjualan. Namun, beberapa segmen mengalami peningkatan, terutama model elektrifikasi yang menjadi idola baru masyarakat Indonesia.
"Kita tahu, walaupun terjadi penurunan di 2024, ternyata ada beberapa kategori yang justru bertumbuh, seperti EV dan hybrid. Kalau kita lihat, mobil ini peningkatannya cukup signifikan. Bahkan, di IIMS tahun lalu, angkanya sudah lebih dari 30 persen dari total SPK untuk kendaraan EV," kata Rudi.
Hadirnya insentif untuk kendaraan listrik, diharapkan dapat mendorong masyarakat memboyong kendaraan baru. Sebab, ini juga menjadi upaya dari pemerintah dalam meningkatkan angka penjualan mobil yang sempat alami penurunan.
"Jadi kami yakin trennya masih positif, masih akan terus bertumbuh mengikuti tren di dunia. Apalagi ditambah hybrid yang volume-nya lebih banyak dibanding yang pure EV. Diharapkan dua kebijakan tadi memberikan dampak besar," kata Rudi.
(Dhera Arizona)