sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Krisis Chip Hantui Indonesia, Industri Otomotif Mulai Cemas

Technology editor M Fadli Ramadan
27/01/2023 09:13 WIB
Kelangkaan chip ini membuat produsen khawatir lantaran akan mengganggu jumlah produksi dan penjualan mobil di Tanah Air.
Krisis Chip Hantui Indonesia, Industri Otomotif Mulai Cemas (Foto: MNC Media)
Krisis Chip Hantui Indonesia, Industri Otomotif Mulai Cemas (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Isu krisis semikonduktor kembali mencuat dan menghantui pasar otomotif Indonsia. Kelangkaan chip ini membuat produsen khawatir lantaran akan mengganggu jumlah produksi dan penjualan mobil di Tanah Air.

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengatakan tahun ini belum bisa memberikan target penjualan akibat krisis semikonduktor.

“Produksi mobil ini akan bergantung pada semikonduktor. Saya dengar kabar kurang bagus bahwa semikonduktor akan mengalami kelangkaan lagi. Bahkan kemarin ada kebakaran besar (pabrik) di China dan tak tahu bagaimana dampaknya untuk Indonesia,” kata Nangoi, di Jakarta (26/1/2023).

Untuk memproduksi chip semikonduktor, Yohannes Nangoi menjelaskan bahwa Indonesia belum memiliki kemampuan untuk melakukan hal tersebut. Pasalnya, prosesnya sangat rumit dan membutuhkan investasi besar.

“Ini bukan proyek yang bisa dibangun dalam semalam. Teknologi semikonduktor sangat tinggi, jadi hanya beberapa negara saja yang bisa memproduksi. Semoga suplainya bisa terus membaik,” ucapnya.

Namun, mengenai pabrik chip semikonduktor di China yang mengalami masalah, Nangoi berharap itu tak akan mempengaruhi suplai ke Indonesia. Pasalnya, beberapa negara yang membuat chip semikonduktor saling berhubungan dan menyalurkan hasil produksinya ke seluruh dunia.

“Memang kalau dari Asia banyak (pabrik) dari China dan Taiwan. Kemudian dari Eropa dan juga Amerika, tapi biasanya mereka saling berhubungan. Suplai dunia dipegang beberapa negara ini, jadi kalau (pabrik) Taiwan berhenti bukan berarti kawasan Asia benar-benar mati, tidak seperti itu. Tapi yang pasti suplai semikonduktor belum seperti yang kami harapkan,” ungkapnya.

Tahun lalu, target penjualan sebesar 1,5 juta unit mobil yang ditetapkan Gaikindo gagal tercapai. Pada 2023, Nangoi menjelaskan target penjualan tahun ini bisa menyamai atau sedikit lebih baik ketimbang 2022.

“Pastinya, kami mencoba mendorong penjualan di industri otomotif di Indonesia pada 2023 bisa lebih baik dari 2022. Harapan kami angkanya tidak berada di bawah 2022 pada tahun ini,” ujarnya.

Pada akhir 2022, industri otomotif di Indonesia mendapat angin segar karena suplai chip semikonduktor mulai membaik. Namun, tahun ini para produsen harus kembali mengatur strategi untuk mengantisipasi hal tersebut agar produksinya tetap lancar.

(DES)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement