Dengan kondisi tersebut, fokus Alibaba kepada barang-barang murah untuk mendorong belanja konsumen yang berhati-hati membantu meningkatkan penjualan e-commerce domestik, dan mendorong pertumbuhan pendapatan keseluruhan sebesar 7% pada kuartal I-2024.
Para analis memperkirakan pertumbuhan yang kuat dari cabang perdagangan digital internasional Alibaba, mengingat investasinya dalam membangun pangsa pasar global dan selera konsumen global terhadap barang-barang murah dari China.
Data LSEG menunjukkan segmen ini menghasilkan pertumbuhan sebesar 45%, dibandingkan dengan perkiraan kenaikan pendapatan sebesar 39%. Perusahaan juga mengalami kerugian hampir dua kali lipat menjadi 4,1 miliar yuan (USD567 juta) dari 2,2 miliar pada tahun lalu karena perusahaan tersebut melakukan investasi besar-besaran untuk menjaga harga tetap kompetitif dan mempersingkat waktu pengiriman.
Bisnis "inti" grup lainnya, yaitu divisi cloud, memperoleh pendapatan terkait AI dari pelanggan eksternal, sebuah bisnis yang relatif baru, tumbuh tiga digit dari tahun ke tahun.
Dengan kinerja tersebut, saham Alibaba turun 5,6% di awal perdagangan New York. Ketua Joe Tsai mengatakan kepada analis dalam panggilan pasca-pendapatan perusahaan melihat “tanda-tanda awal” meningkatnya kepercayaan.
“Kami telah melihat perkembangan positif pada beberapa barang pilihan seperti pakaian jadi dan elektronik,” katanya.
“Kami tahu konsumen China mempunyai kemampuan untuk berbelanja, namun kemauan untuk berbelanja mencerminkan keyakinan mereka terhadap masa depan,” sambungnya.
Di sisi lain, perusahaan juga mengumumkan akan menghidupkan kembali rencana yang pertama kali diajukan pada 2022 untuk meningkatkan pencatatan sekundernya di Hong Kong menjadi pencatatan primer, sambil mempertahankan pencatatan primernya di New York. Mereka bertujuan untuk menyelesaikan pencatatan dual-primer ini pada Agustus 2024.
(FRI)