Fang, yang mendirikan Hozon pada 2014 dan dianggap sebagai tokoh utama dalam kebangkitan dan kejatuhan Neta. Meskipun pernah dipandang sebagai pemimpin yang inovatif, ia kini menghadapi kritik keras dari pemegang saham dari pemerintah atas penanganannya terhadap keuangan dan strategi perusahaan.
Menurut informan, para investor ini menuntut reformasi struktural yang mendasar daripada perombakan kepemimpinan yang sederhana.
Model kepemilikan saham Neta memang cukup unik, karena menggabungkan kepemimpinan kewirausahaan swasta tapi dengan modal negara. Meskipun struktur ini awalnya menawarkan keuntungan kebijakan dan pendanaan, struktur seperti itu justru menjadi sumber konflik.
Investor dari Pemerintah China yang berfokus pada mitigasi risiko dan stabilitas jangka panjang mengalami bentrok dengan strategi ekspansi Fang yang agresif, khususnya dorongannya ke Asia Tenggara dan tujuannya untuk menghasilkan laba pada 2026.
Setelah menjabat sebagai CEO menyusul kepergian Zhang Yong pada akhir 2024, Fang telah menetapkan tujuan yang ambisius yaitu pencatatan saham publik, ekspansi global, dan margin kotor positif pada 2025.