"Makanya kita capek-capek bikin pabrik baterai di Indonesia karena itu tadi, kalau komponen utamanya sudah ada, itu mudah sekali bawa masuk Indonesia. Kalau mau CKD mendekati TKDN 100 persen itu mudah sekali, karena dari kabelnya kita sudah punya kok. Saat di combustion (kabelnya) kita buat, tinggal dimodifikasi untuk digunakan ke mobil listrik," kata dia.
Sebagai informasi, baterai racikan PT HLI Green Power pertama kali akan digunakan pada mobil listrik Hyundai all new Kona Electric. Ini merupakan kendaraan ramah lingkungan terbaru dari Hyundai yang dijual dengan harga di bawah Ioniq 5.
Soal kekuatan baterai, Frans mengungkapkan, penggunaan dan perawatannya sama seperti di smartphone. Apabila sudah mencapai batas yang ditentukan, maka pemilik disarankan untuk mengganti baterai agar kinerjanya kembali optimal.
"Kalau baterai ini, makanya semua pemain memakai garansi delapan tahun karena itu paling optimalnya untuk digunakan. Yang dijaga sama kaya di handphone itu 70 persen, itu level minimum baterai harus diganti. Kalau di bawah 70 persen, baterainya harus diganti, itu teknologi baterai," ujar Frans.