IDXChannel - Raksasa teknologi China, Baidu, mulai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pekan ini yang akan berdampak pada sejumlah unit bisnis, menurut enam sumber yang mengetahui hal tersebut.
Melansir Investing, Jumat (28/11/2025), langkah ini dilakukan di tengah persaingan yang semakin ketat di bidang kecerdasan buatan (AI) dan pendapatan iklan yang menurun.
Keputusan perusahaan mesin pencari terbesar di China ini muncul tak lama setelah Baidu melaporkan kerugian pada kuartal III-2025 pada 18 November. Sumber-sumber tersebut menambahkan bahwa proses PHK diperkirakan berlangsung hingga akhir tahun ini.
Para sumber menyebutkan bahwa secara internal hal ini dipandang sebagai PHK dalam skala besar. Jumlah pemangkasan bervariasi menurut unit bisnis dan penilaian kinerja, dan pada beberapa tim bisa mencapai 40 persen, kata dua sumber.
Sementara itu, kelompok ekosistem seluler akan menanggung beban terbesar dari pemangkasan tersebut, menurut dua sumber lainnya.
Namun, posisi yang terkait dengan AI dan komputasi awan sebagian besar akan dipertahankan, kata empat sumber lainnya.
Salah satu sumber menyebutkan bahwa lebih banyak sumber daya akan dialokasikan ke AI. Para sumber tersebut menolak disebutkan namanya karena informasi ini bersifat privat.
Jumlah karyawan Baidu tercatat 35.900 pada akhir tahun lalu, turun dari 39.800 pada 2023 dan 41.300 pada tahun sebelumnya, dikutip berdasarkan laporan tahunan perusahaan.
Pemangkasan ini dilakukan setelah penurunan pendapatan selama dua kuartal berturut-turut, total pendapatan turun 7 persen dan pendapatan iklan online merosot 18 persen pada kuartal ketiga. Perusahaan juga membukukan kerugian sebesar 11,23 miliar yuan (USD1,59 miliar) pada periode tersebut.
Baidu telah menginvestasikan dana selama bertahun-tahun di bidang AI, tetapi upaya tersebut belum mampu memulihkan pertumbuhan bisnis inti iklannya. Pendapatan iklan Baidu terus tertekan seiring semakin besarnya perpindahan belanja pemasaran ke platform media sosial seperti RedNote dan Douyin milik ByteDance.
Meski Baidu menjadi perusahaan teknologi besar pertama di China yang meluncurkan layanan mirip ChatGPT pada 2023, perusahaan kesulitan mempertahankan keunggulan awal terhadap pesaing seperti Alibaba dan startup AI DeepSeek.
Model bahasa besar Baidu, Ernie, tertinggal dari penawaran kompetitor termasuk Alibaba dan DeepSeek setelah beberapa perubahan strategi, termasuk langkah untuk membuka kode sumbernya pada awal tahun ini.
Adopsinya juga tertinggal. Pada September, aplikasi Ernie Bot mencatat 10,77 juta pengguna aktif bulanan, jauh di bawah 150 juta untuk Doubao milik ByteDance dan 73,4 juta untuk DeepSeek, menurut pelacak produk AI Aicpb.com.
Baidu memfokuskan dorongan AI-nya pada integrasi teknologi ke produk yang sudah ada, termasuk pencarian, dan mengatakan bahwa lebih dari setengah halaman hasil pencarian selulernya kini menyertakan konten yang dihasilkan AI.
Pengurangan karyawan telah menjadi langkah umum bagi perusahaan internet besar di China untuk menekan biaya di tengah persaingan yang sangat ketat.
Alibaba dan Tencent memangkas puluhan ribu karyawan pada 2022 untuk menghadapi pengetatan regulasi terhadap platform internet besar di China. Selain itu, sejumlah perusahaan teknologi AS seperti Amazon dan IBM juga memangkas ribuan pekerjaan secara global.
(NIA DEVIYANA)