Menurut Gerber, penemuan ini cukup menarik. Pasalnya, hal ini akan meningkatkan peluang tim medis dalam mendeteksi kanker pada tahap dini bagi pasiennya, sehingga bisa meningkatkan peluang untuk menyembuhkan lebih banyak kasus kanker ovarium.
Lantas, bagaimana tes urin ini bisa mendeteksi adanya kanker ovarium pada seseorang?
Gerber menjelaskan, terdapat ribuan partikel kecil yang disebut peptida dalam urin seseorang. Kemunculan partikel spesifik selain partikel peptida dalam urin seorang wanita bisa jadi pertanda dan gejala bahwa ia memiliki potensi mengidap kanker ovarium.
Para peneliti mengidentifikasi dan menganalisis 13 peptida, termasuk yang berasal dari glikoprotein a-2 yang kaya leusin (LRG-1), sebuah biomarker yang dikenal dalam urin penderita kanker ovarium.
Menurut para peneliti, mereka sekarang mengetahui seperti apa ciri-ciri peptida tersebut dan bagaimana mereka dapat digunakan untuk mendeteksi kanker ovarium pada tahap awal dibandingkan dengan tes yang ada saat ini.