“Ilmu pengetahuan di balik hal ini sangat menarik dan tampaknya sangat menjanjikan sebagai cara untuk mendeteksi kanker ovarium melalui urin,” kata Gerber.
“Saya rasa hal ini memberikan harapan bagi pasien bahwa komunitas ilmiah terus berupaya meningkatkan pengobatan kanker ginekologi,” sambungnya.
Meskipun penelitian ini berpotensi menyelamatkan nyawa, para ahli mengatakan masih perlu mendalami lebih jauh terkait penelitian terbaru ini.
“Meskipun penelitian ini menjanjikan, ini masih jauh,” kata Dr. Diana Pearre, ahli onkologi ginekologi di The Roy and Patricia Disney Family Cancer Center di Providence Saint Joseph Medical Center di California.
“Saya optimistis teknologi ini pada akhirnya dapat membantu kita dalam membantu mendeteksi kanker ovarium. Saat ini, tes yang kami gunakan untuk pemeriksaan kanker ovarium adalah USG panggul dan tes darah,” kata Pearre kepada Medical News Today. (WHY)