"Ini menjadi PR bersama untuk dilakukan secara gerilya karena social commerce ini adalah inovasi. Ketika dilarang, sama saja menantang alam. Tapi memang harus diregulasi dan dilakukan studi secara terperinci agar kebijakan yang dihasilkan adil," pungkasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu seller di social commerce, Andre yang sukses menjalankan bisnis pakaian anak dengan merek Kiminori Kids. Menurutnya diperlukan tekad yang kuat dan kemauan untuk terus belajar agar bisa bersaing di tengah perkembangan zaman.
"Yang penting ada niat belajar. Pelan-pelan step by step belajar. Mulai dari mengulik bagaimana caranya nge-live sampai mempelajari bagaimana berinteraksi dengan audiens. Harus kuat hati juga. Saya awal nge-live 3 jam sampai suara habis enggak ada yang nonton. Tapi terus coba sampai dua bulan semakin banyak pembeli," tuturnya.
Adapun Andre telah bergabung dengan social commerce TikTok Shop sejak 2022 lalu. Penghasilannya melonjak drastis dibanding saat ia berjualan secara offline.
Ia bahkan menyebut produknya telah terjual hingga ke seluruh Indonesia dengan dominasi penjualan di pulau Jawa dan Sumatera.
(FRI)