Sejatinya, oli mesin dirancang tahan suhu tinggi, bahkan sebagian titik didihnya ada yang mencapai 200 derajat celcius. Namun, oli tidak memiliki sistem pendingin khusus sehingga sulit melepaskan panas berlebih di jalan macet, ditambah cuaca panas menyengat dalam perjalanan jauh.
"Akibatnya, struktur senyawa kimia oli mesin akan berubah dan kemampuannya menurun. Karena tidak bisa bekerja secara optimal dalam melindungi komponen mesin, gesekan akan meningkat dan meninggalkan banyak residu logam," ujarnya.
Dia menerangkan, fungsi oli lainnya membantu melepaskan panas mesin dan membuat kerja radiator semakin ringan. Suhu oli yang terlalu panas akan membuatnya encer dan berisiko masuk ke ruang bakar lewat celah ring piston.
Oli juga dapat menguap pada batas suhu tertentu, energi dalam yang mengikat molekul hidrokarbonnya tidak sanggup lagi menahan diri akibat adanya energi panas berlebihan.
"Semua efek negatif tersebut jika diabaikan akan berujung pada mesin jebol sehingga harus turun mesin," kata dia.
(YNA)