Dari USD3,56 miliar penjualan baru untuk RMD pada kuartal-II 2022, sekitar USD662 juta, atau 18,6 persen berasal dari pengisian ulang amunisi Stinger untuk Angkatan Darat AS. Pada hari-hari awal eskalasi penuh konflik militer di Ukraina, AS mengirimkan lebih dari 1.000 rudal antipesawat Stinger ke Kiev. RMD juga mendapatkan kesepakatan untuk pengisian ulang Stinger pada Mei 2022.
Pada kuartal-IV 2022, pesanan baru yang didorong oleh meningkatnya permintaan rudal untuk Ukraina, memungkinkan RMD membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 6 persen yoy, setelah empat kuartal berturut-turut mengalami penurunan penjualan.
Kesepakatan senilai USD698 juta untuk sistem rudal NASAMS untuk Ukraina menyumbang sekitar 17 persen dari penjualan baru senilai USD4,1 miliar untuk RMD pada kuartal-IV 2022.
Pada kuartal berikutnya, ketika militer AS mengirim rudal tambahan ke Ukraina, pesanan rudal baru terus mengalir ke RMD.
Pada Juni 2023, RMD memperoleh kontrak senilai USD1,15 miliar untuk pengadaan rudal udara ke udara jarak menengah canggih AIM-120 D-3 dan C-8 (AMRAAM). Kesepakatan itu menjadi kontrak AMRAAM terbesar hingga saat ini. Lewat kontrak tersebut, RMD memproduksi rudal yang akan dipasok ke 18 negara, termasuk Ukraina. Kesepakatan tersebut menyumbang 28,8 persen dari penjualan baru RMD senilai USD4 miliar pada kuartal kedua tahun lalu.
Meskipun RTX memutuskan untuk menggabungkan RMD dengan Raytheon Intelligence & Space dalam laporan pendapatan kuartal-III 2023, persyaratan produksi rudal baru yang berasal dari konflik militer di Ukraina terus mendorong pertumbuhan penjualan baru perusahaan itu.
Pada kuartal-IV 2023, produksi rudal berpemandu GEM-T senilai USD2,8 miliar menyumbang sekitar 40 persen dari penjualan kuartalan senilai USD6,9 miliar di anak perusahaan yang baru saja bergabung yang dikenal dengan nama Raytheon di bawah RTX itu. Untuk diketahui, rudal GEM-T merupakan bagian penting dari rudal yang digunakan dalam sistem pertahanan udara Patriot.
Pesanan rudal kemudian datang dari Jerman. Setelah mengirimkan sistem Patriot miliknya ke Ukraina, Berlin harus mengajukan pesanan baru ke Raytheon tahun ini. Jerman pertama kali menandatangani kontrak untuk pengadaan sistem Patriot barunya pada Maret lalu. Pesanan baru itu bernilai USD1,2 miliar, yang mencakup sekitar 18 persen dari total penjualan baru Raytheon senilai USD6,7 miliar pada kuartal pertama tahun ini.