sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Perusahaan Senjata AS Raytheon Raup Triliunan Rupiah dari Perang Ukraina

Technology editor Ahmad Islamy
11/10/2024 13:30 WIB
Kontraktor pertahanan AS, Raytheon, meraup untung triliunan rupiah dengan memproduksi senjata dan peralatan militer yang dipasok ke Ukraina.
Perusahaan senjata AS, Raytheon, dilaporkan meraup untung triliunan rupiah dari perang di Ukraina. (Foto: Istimewa)
Perusahaan senjata AS, Raytheon, dilaporkan meraup untung triliunan rupiah dari perang di Ukraina. (Foto: Istimewa)

Pada Juli, Jerman kembali menandatangani kontrak baru dengan Raytheon untuk pengadaan sistem Patriot tambahan, yang juga bernilai USD1,2 miliar.

Selain pesanan baru untuk sistem Patriot, Javelin Joint Venture (JJV), perusahaan patungan yang didirikan Raytheon bekerja sama dengan Lockheed Martin, juga memperoleh kontrak produksi dengan nilai total USD1,3 miliar oleh Angkatan Darat AS pada Agustus.

Setelah AS mengirimkan ribuan rudal antitank Javelin ke Ukraina, JJV ditugaskan untuk meningkatkan produksi guna mengisi kembali pasokan bagi Angkatan Darat AS. Kali ini, JJV harus memproduksi 3.960 rudal Javelin per tahun pada akhir 2026.

Menurut angka terbaru dari Pentagon (Departemen Pertahanan AS), dampak bantuan militer AS kepada Ukraina terhadap basis industri dalam negeri mencapai USD36,8 miliar per 8 Agustus. Basis industri militer di Arkansas dan Pennsylvania memperoleh keuntungan terbesar dengan masing-masing menerima USD2,98 miliar dan USD2,07 miliar. Sementara negara bagian yang menerima lebih dari USD1 miliar antara lain Alabama, Arizona, California, Florida, Texas, dan West Virginia.

Agustus lalu, Financial Times melaporkan, analisis dari firma riset pasar Vertical Research Partners memperkirakan bahwa lima perusahaan senjata teratas AS akan memperoleh arus kas sebesar USD26 miliar pada akhir 2026.

Selain mendapat keuntungan dari konflik militer di Ukraina, kontraktor pertahanan AS seperti Raytheon juga memperoleh keuntungan dari dukungan militer AS yang berkelanjutan terhadap Israel di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Rusia telah berulang kali mengingatkan Barat bahwa pasokan senjata ke Ukraina akan menyebabkan eskalasi konflik lebih lanjut dan secara langsung melibatkan negara-negara NATO di dalamnya. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pun mengatakan, setiap kargo yang berisi senjata untuk Ukraina akan menjadi target yang sah bagi Rusia. 

“Amerika Serikat dan NATO terlibat langsung dalam konflik tersebut, termasuk tidak hanya dengan memasok senjata, tetapi juga dengan melatih para personel,” kata Lavrov beberapa waktu lalu.

(Ahmad Islamy Jamil)

Halaman : 1 2 3 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement