IDXChannel - Rusia saat ini memiliki tujuan untuk mengembangkan teknologi 6G super cepat, mengabaikan jaringan 5G, dengan harapan bisa mencapai lompatan generasi.
Mengutip dari laman CEPA (The Center for European Policy Analysis), Senin (31/10/2022), pemerintah Rusia dikabarkan akan menginvestasikan lebih dari USD501 juta dalam penelitiannya, diawasi oleh Oleg Ivanov, mantan wakil menteri Kementerian Pengembangan Digital yang saat ini menjabat sebagai kepala Institut Penelitian dan Pengembangan Radio (Radio NII) Rusia.
Diketahui, Rusia telah gagal dalam membangun jaringan 5G, yang pada awalnya disebabkan karena perlawanan dari militer Rusia, yang kemudian diperparah dengan adanya sanksi Barat.
Para ahli di dalam dan di luar negeri menganggap proyek tersebut tidak realistis, namun pemerintah tetap berencana untuk menginvestasikan miliaran dalam program tersebut.
Mengembangkan jaringan 6G mutakhir di bawah sanksi teknologi yang ketat bukanlah satu-satunya proyek utopis yang dilakukan Kremlin. Negara ini dianggap bakal memiliki kuburan proyek teknologi yang gagal, yang semuanya itu didanai oleh pembayar pajak Rusia.
Contoh sebelumnya termasuk "mesin pencari nasional" yang disebut Sputnik, yang seharusnya menjadi pesaing Yandex dan Google dan dipromosikan secara pribadi oleh Presiden Dmitry Medvedev saat itu. Hingga kini, hal tersebut tidak pernah diluncurkan dan berhenti pada 2020.
Selain itu, Ada juga tank baru bernama Armata yang dianggap sebagai sesuatu yang unik dalam banyak hal dan tanpa pesaing di mana pun di dunia. Hal itu dikatakan menurut Kementerian Pertahanan, yang dengan bangga meluncurkannya ke Lapangan Merah pada Mei 2015, di mana tank itu segera terhenti. Diketahui, tank itu belum terlihat di medan perang Ukraina.
Rusia memiliki catatan panjang terobosan teknologi yang dinilai tiba-tiba dan terburu-buru, juga mengejutkan dunia.
Sputnik, satelit Soviet, adalah salah satunya. Keberhasilannya telah menghantui imajinasi para master Kremlin selama beberapa dekade. Bukan kebetulan bahwa vaksin pandemi Rusia disebut Sputnik, serta upaya yang disponsori pemerintah Rusia untuk menggantikan Google.