Sementara Lynk, dikabarkan mendapat acungan jempol dari FCC pada beberapa minggu yang lalu. Lynk dan SpaceX memperbutkan akses pasar bagi orang-orang yang tinggal di wilayah pedesaan, yang tidak memiliki akses ke layanan internet standar.
SpaceX mempunyai ribuan armada satelit Starlink yang kabarnya akan digunakan untuk memancarkan layanan internet boardband 5G. Sementara Lynk memiliki rencana akses darurat lewat menara sel orbital.
Pada tahun lalu, Lynk telah menguji tautan layanan satelit ke telepon, serta meningkatkan layanan dengan cepat dalam upaya untuk tetap menjadi yang terdapat di dalam persaingan.
"Kami secara aktif menguji layanan satelit langsung ke telepon di 12 negara di lima benua," jelas Dan Dooley, kepala komersial Lynk, seperti yang dikutip dari laman space.com.
Pihak Lynk menjelaskan, bahwa paten perusahaan memungkinkan menara sel yang mengorbit untuk terhubung dengna perangkat 5G Standar di 55 negara.
Sebagai informasi, Layanan 5G merupakan peningkatan kecepatan generasi berikutnya dalam akeses seluler, dengan menawarkan kecepatan jaringan yang lebih baik. Hal itu bertujuan untuk mendukung Internet of things, atau armada perangkat terhubung yang terus bertambah di industri, dari mulai pengiriman hingga peralatan konsumen.
Selain itu, Lynk juga menawarkan radio yang dirancang software yang bisa bergerak di antara kecepatan 2G dan 4G yang lebih lambat, namun tetap layak untuk jaringan seluler.
Sementara itu SpaceX belum lama ini mengeluh pada FCC, perihal rencana untuk membuka pita 12 gigaherts yang berharga ke pesaing 5G lainnya, dengan alasan menggunakan frekuensi akan mengganggu komunitasi yang ada pada satelit Starlink. (RRD)