Misi Matahari ini diluncurkan menyusul kesuksesan India yang mengalahkan Rusia pada akhir bulan lalu untuk menjadi negara pertama yang mendarat di kutub selatan Bulan. Meskipun Rusia memiliki roket yang lebih kuat, Chandrayaan-3 milik India mampu mengalahkan Luna-25 dalam melakukan pendaratan seperti yang biasa dilakukan.
Pesawat ruang angkasa Aditya-L1 dirancang untuk melakukan perjalanan sekitar 1,5 juta kilometer selama empat bulan ke suatu tempat yang mirip dengan area parkir di luar angkasa.
Di tempat tersebut, berbagai benda cenderung diam karena keseimbangan gaya gravitasi, sehingga mengurangi konsumsi bahan bakar untuk pesawat ruang angkasa.
Posisi-posisi tersebut disebut sebagi Lagrange Points (Poin Lagrange) yang diambil dari nama ahli matematika Italia-Prancis, Joseph-Louis Lagrange.
Misi tersebut mempunyai kapasitas untuk membuat "ledakan besar dalam hal ilmu pengetahuan," kata Somak Raychaudhury, yang terlibat dalam pengembangan beberapa komponen observatorium.