Saat ini T-Mobile masih menyelidiki insiden tersebut untuk mendapatkan pandangan yang lebih rinci tentang apa yang terjadi, tetapi telah memperingatkan investor bahwa kemungkinan akan menimbulkan biaya yang signifikan akibat insiden tersebut.
Berdasarkan The Wall Street Journal, Komisi Komunikasi Federal juga telah membuka penyelidikan terhadap T-Mobile, karena seperti yang dikatakan juru bicara publikasi, insiden ini adalah yang terbaru dari serangkaian pelanggaran data di perusahaan.
Kasus kebocoran data pengguna T-Mobile sebenarnya sudah pernah terjadi pada Agustus 2021 lalu. Sebanyak puluhan juta pelanggan telah terkena dampak pelanggaran data yang mengungkap informasi sensitif mereka, termasuk nomor jaminan sosial dan SIM.
CEO T-Mobile, Mike Sievert saat itu mengatakan bahwa peretas menggunakan alat dan pengetahuan ‘khusus’ tentang infrastrukturnya untuk mendapatkan akses ke lingkungan pengujiannya. Sementara jumlah awal pelanggan yang terkena dampak pelanggaran itu sekitar 30 juta, akhirnya membengkak menjadi 76,6 juta pelanggan. (RRD)