KB Bank masuk dalam ketiga ekosistem tersebut dengan dukungan pembiayaan. Tom menyebut, untuk pengadaan bus listrik didukung juga oleh subsidi dari Pemerintah. Untuk pengadaan bus juga harus ada produsen dan manufakturnya. Menurutnya, berkecimpung di bisnis bus listrik, tidak sesimpel hanya mendatangkan satu unit bus.
Karena di dalamnya ada stakeholder, yang pertama pihak pemerintah itu sendiri yang melakukan organize, kedua pihak swasta yang membeli bus, memproduksi part-part atau mendatangkan dari luar negeri, untuk pengadaan listrik, hingga charging.
“Ini kami anggap sebagai ekosistem. Kami tidak hanya masuk ke salah satunya saja, tapi membantu semuanya supaya ekosistem bisnisnya berjalan dengan baik,” ujar Tom.
KB Bank bekerja sama dengan Indika Energy (INDY) dan Hyundai Motor Company memasarkan bus listrik. Kemudian bekerja sama dengan perusahaan dari Korea untuk charging listrik, dan beberapa stakeholder lainnya. Perusahaan sudah memetik hasil di bisnis mobil listrik ini. Saat ini, perusahaan mulai masuk ke tahap persiapan untuk pengadaan motor listrik, yang juga sudah digunakan jutaan masyarakat Indonesia.
Tom mengatakan, Pemerintah Indonesia mendukung percepatan program konversi motor berbahan bakar minyak (BBM) menjadi motor listrik. KB Bank berkomitmen memperkuat aspek environmental, social, and governance (ESG), sebagai standar atau pedoman yang digunakan perusahaan dalam melakukan kegiatan bisnis yang berkelanjutan.