sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ancaman Resesi 2023 Jadi Peringatan bagi Bank Digital

Banking editor Kunthi Fahmar Sandy
11/11/2022 14:12 WIB
Untuk sektor perbankan ada beberapa hal yang bisa dijalankan agar bertahan di tengah ancaman resesi.
Ancaman Resesi 2023 Jadi Peringatan bagi Bank Digital (FOTO:MNC Media)
Ancaman Resesi 2023 Jadi Peringatan bagi Bank Digital (FOTO:MNC Media)

Meski IMF menilai ekonomi Indonesia sebagai titik terang di tengah kegelapan ekonomi, bahkan ekonomi Indonesia disebut akan selamat dari ancaman resesi 2023, namun hal tersebut jangan membuat industri melemah, termasuk industri perbankan. "Lebih baik kita mengantisipasi terburuk daripada terbuai, terlena itu bahaya," ujarnya.

Namun, pihaknya berharap tidak terjadi resesi global 2023. Sebab, jika terjadi resesi dampaknya bukan hanya bank digital, tetapi juga bank korporasi, consumer, hingga bank besar, bahkan industri lainnya. "Jadi kena semua sektor. Jadi benar-benar jagain bersama. Kan ini ada hal kompetitif satu-satu, tapi ada hal yang bersama-sama dijaga," katanya.

Untuk itu dirinya meminta perbankan harus menjaga kepercayaan masyarakat jika terjadi resesi. "Karena, kalau bank itu bisa kena bagaimana dengan bank ini. Rapatkan barisan, apapun yang kena itu secara keseluruhan buruk bagi semua ujung-ujungnya," katanya.

"Kita melihat lagi ke depan seperti apa, kita sih percaya dengan baik tapi menurut saya gini, tahu depan sepertinya kita harus punya strategi decision. Hari ini the Fed naikin suku bunga lagi jadi 4%," ungkap dia.

Sementara itu, pihak perbankan juga telah mengantisipasi dampak kenaikan suku bunga The Fed (Bank Sentral AS). The Fed kembali menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) untuk yang keempat kalinya. Suku bunga ditetapkan sebesar 3,5%-4% pada pertempuan 1-2 November 2022. Suku bunga The Fed ini tertinggi sejak 2008.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement