Namun begitu, menurut Rena, sebagian kecil pesanan masih didapatkannya dari pelanggan-pelanggan dekat, untuk dikonsumsi selama menghabiskan waktu di rumah.
"Memang nggak benar-benar berhenti. Cuma dari semula 100 persen (penjualan), pas COVID-19 jadi tinggal 30 persen saja. Kadang pesanan juga sedikit banget, cuma tetap saya garap agar pelanggan nggak lari," tukas Rena.
Melenting
Setelah sempat bertahan cukup lama ditekan kondisi pandemi, Rena pun mengaku sempat hampir hilang asa dan tak lagi bersemangat dalam menjalankan usahanya.
Sampai satu ketika, 'cahaya semangat' dikatakan Rena kembali datang ketika salah satu rekannya sesama pengusaha mikro mengajaknya untuk bekerja sama.
"Ada teman yang biasa jualan es teh jumbo, dia ngedorong saya buat jualan lagi. Semangat lagi. Dia minta dibikinin (basreng) tapi kemasan kecil, harga cuma goceng (Rp5.000) biar bisa dijual di lapak dia. Jadi kita saling ngebantu. Lapak dia jadi rame, nggak jualan es teh doang. Saya juga jualan jadi nggak sepenuhnya tergantung ke reseller aja," tandas Rena.