Sejak saat itu, Rena pun kian bersemangat untuk tidak hanya menitipkan barang dagangannya di lapak Es Teh Jumbo milik temannya, melainkan juga mendistribusikannya ke berbagai toko cemilan, warung oleh-oleh, gerai frozen food, dan juga kedai hingga rumah-rumah makan.
Akhirnya, berbekal strategi baru dengan sistem jual titip (konsinyasi) tersebut, omzet penjualan diakui Rena tidak hanya berkembang, namun bahkan sampai melenting. Area distribusi produk basreng Rena pun semakin meluas hingga mencakup, Jakarta, Bogor, Depok hingga Sukabumi, tempat kelahiran Rena.
"Di (Sukabumi) sana ada satu toko rekanan yang jualannya kencang. Toko dia sendiri saja, omzetnya bisa sampai Rp6 juta-Rp7 juta per bulan. Kalau total (penjualan saya), termasuk dari reseller, minimal ya sekitar Rp26 juta sampai Rp30 juta per bulan," jelas Rena, bangga.
KUR BRI
Guna mendukung pertumbuhan bisnis yang meningkat pesat tersebut, Rena pun memberanikan diri untuk mengajukan fasilitas pinjaman permodalan dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), atau Bank BRI.
Pinjaman diberikan oleh Bank BRI melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR), dengan nilai pembiayaan sebesar Rp50 juta, dan masa pinjaman (tenor) selama tiga tahun.