"Barusan lunas tahun (2023) kemarin. Harusnya jatuh tempo di Desember, cuma karena lagi ada rezeki, saya agak percepat (pelunasannya). Paling banyak untuk upgrade alat, misal beli kompor yang lebih gede, nambah penggorengan, macam-macam," urai Rena.
Karena pinjaman sudah lunas, Rena pun kini tengah bersiap untuk kembali mengajukan pinjaman untuk yang kedua kalinya. Niatnya, Rena ingin mengajukan pinjaman sebesar Rp150 juta, yang rencananya bakal digunakan untuk membangun semacam pabrik mini, yang lokasinya persis berada di samping rumah Rena.
Proses pengajuan kedit tahap kedua tersebut, dikatakan Rena, masih terus berjalan. Pihak Rena juga masih sedang melakukan komunikasi intensif untuk membahas detil dari pinjaman tersebut, seperti pagu nilai yang disetujui, hingga apakah masih menggunakan program KUR, atau beralih ke Kredit Usaha Pedesaan.
Dengan adanya pabrik mini tersebut, Rena berharap seluruh aktivitas produksi bisa difokuskan di tempat tersebut. Selama ini, proses tersebut hampir sebagian besar dilakukan di dalam dan teras rumah, serta sebagian lagi di pekarangan di depan rumah Rena.
"Jadi kalau ada pabrik gitu kan enak. Semua kegiatan (produksi) kita lakukan di sana. Sehingga rumah memang kita pakai untuk rumah, tempat tinggal. Kalau sekarang kan rumah udah kayak dapur aja. Anak pun jadi kasihan, nggak ada tempat untuk bermain. Semoga saja segera terlaksana," tegas Rena.