Untuk diketahui, posisi portfolio lending per bulan Mei 2024 adalah sebesar Rp4,8 triliun dan posisi funding per bulan Mei 2024 adalah sebesar Rp4,1 triliun. Angka yang tersebut sudah terbentuk selama empat tahun Korean Link berdiri.
Korean Link yang berdiri sejak bulan November 2020, bertujuan membuka potensi kerjasama baru dengan perusahaan-perusahaan Korea yang memiliki kantor representatif di Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang memiliki kepemilikan dari perusahaan Korea atau terafiliasi dengan perusahaan Korea dan perusahaan swasta nasional.
Feisel menambahkan, Korean Link untuk produk funding bagi nasabah korporasi, minimal dana kelolaan sebesar Rp25 miliar. Sedangkan untuk lending, target penjualan minimal Rp20 miliar. Selain memberikan kredit dalam bentuk bilateral, salah satu klasifikasi terbesar dari portofolio lending Korean Link adalah kredit sindikasi.
“Jadi kami banyak berpartisipasi dalam transaksi sindikasi. Sindikasi itu kan bersama-sama dengan bank lain membuka hubungan. Sehingga kami juga sering berkolaborasi, misalnya ada kesempatan diajak sesama bank Korea, ada prospek kita berikan pendanaan,” ujarnya.
Ia menambahkan, dalam kurun waktu tiga tahun ini terdapat 15-16 transaksi sindikasi. Untuk transaksi sindikasi KB Bank mencakup sektor pertambangan nikel, properti, hingga fasilitas bilateral ke rumah sakit Mayapada.