Sebelumnya, BNC juga telah mengucurkan pembiayaan yang serupa ke Crowdo, platform teknologi finansial (fintech) P2P besutan PT Mediator Komunitas Indonesia dan Esta Kapital milik PT Esta Kapital Fintek dalam penyaluran kredit dalam penyaluran modal kerja untuk UMKM masing-masing senilai Rp30 miliar untuk Crowdo dan Rp20 miliar untuk Esta Kapital.
Dalam kemitraan ini ada penawaran teknologi dan infrastruktur digital secara menyeluruh untuk bank digital. Tjandra menuturkan kedepannya, BNC masih akan melakukan penyaluran kredit komersial kepada mitra-mitra lain sampai akhir tahun 2021.
“Di awal tahun ini, pihaknya telah bekerja sama dengan tiga perusahaan teknologi finansial di Indonesia dengan total penyaluran kredit untuk pelaku UMKM senilai total Rp70 miliar. Hal ini merupakan bentuk komitmennya untuk turut serta dalam membantu pemerintah untuk memulihkan roda perekonomian melalui UMKM. Kami akan terus aktif untuk mencari mitra lain sekitar 15 hingga 20 mitra lagi khusus untuk kerja sama channeling ini dengan ticket size antara Rp30 miliar hingga Rp50 miliar. Sehingga, sampai akhir tahun 2021, kami menargetkan akan dapat menyalurkan kredit komersial sebesar Rp500 miliar,” katanya.
Sebagai informasi, Bank Neo Commerce, yang sebelumnya dikenal sebagai Bank Yudha Bhakti, merupakan bank nasional yang telah berkiprah selama 30 tahun di dunia perbankan di Indonesia.
Sejak tahun 2019, Akulaku mulai menjadi pemegang saham Bank Neo Commerce
(BBYB), dan di tahun 2020, Bank Neo Commerce bertransformasi menjadi bank digital, dimulai dengan pergantian nama bank dan juga dikukuhkannya Bank Neo Commerce menjadi Bank Buku II oleh Otoritas Jasa keuangan (OJK). (RAMA)