"Sejalan dengan pemulihan perekonomian Indonesia, PermataBank membukukan pertumbuhan aset sebesar 31% YoY menjadi sebesar Rp219 triliun yang mempertahankan PermataBank di jajaran 10 bank komersial terbesar di Indonesia berdasarkan nilai total aset," paparnya.
Penyaluran kredit, kata Chalit, tumbuh secara signifikan 21% (YoY) menjadi sebesar Rp124,2 triliun terutama didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi sebesar 45% (YoY) dan pertumbuhan KPR sebesar 23% (YoY). Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah bertumbuh sebesar 23% (YoY) terutama dikontribusikan oleh pertumbuhan tabungan dan giro sebesar 28%.
"Kenaikan ini sejalan dengan strategi Bank untuk memfokuskan pertumbuhan simpanan nasabah dengan biaya dana yang lebih murah untuk mendukung penyaluran kredit dengan suku bunga yang lebih bersaing dalam jangka panjang," tukasnya.
Sejalan dengan hal tersebut, rasio CASA PermataBank mengalami peningkatan menjadi 53%, lebih tinggi dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar 51%.
Kemudian dengan pertumbuhan aset, PermataBank membukukan Pendapatan Operasional sebesar Rp7,5 triliun atau tumbuh sebesar 17% (YoY) dan Laba Operasional sebelum Pencadangan tumbuh sebesar 28% (YoY) menjadi sebesar Rp3,5 triliun. Pertumbuhan Pendapatan Operasional dikontribusikan oleh pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih sebesar 28%.