Kualitas kredit sendiri terus terjaga baik dengan rasio pinjaman bermasalah bruto terhadap keseluruhan pinjaman (gross non-performing loan/ NPL) di tingkat 3,8%, atau relatif sama dengan gross NPL pada akhir Maret 2023 sebesar 3,9%.
Struktur keuangan Bank Sampoerna yang kuat dengan likuiditas yang baik antara lain direfleksikan pada rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang mencapai 28,8%, jauh melampaui minimal rasio yang direkomendasikan oleh regulator.
Rasio pinjaman terhadap DPK (Loan to Deposit Ratio/LDR) juga berada dalam tingkat yang sehat sebesar 90,6%. Demikian pula, profitabilitas yang cukup baik ditunjukkan dengan rasio imbal ekuitas (Return on Equity/ROE) yang naik di level 3,4% dari 2,4% pada satu tahun sebelumnya, dan rasio imbal balik aset (Return on Asset/ROA) yang mencapai 0,8%, meningkat dari 0,7%.
Hingga akhir Maret 2024, Bank Sampoerna mencatat total penyaluran kredit naik 13,2% menjadi Rp11,6 triliun dibandingkan penyaluran kredit pada akhir Maret 2023 sebesar Rp10,3 triliun.
Kenaikan tersebut melampaui penyaluran kredit perbankan secara keseluruhan yang pada periode sama tercatat sebesar 11,8%. Sebagian besar atau sekitar 67% total penyaluran kredit yang dilakukan Bank Sampoerna senilai Rp7,8 triliun merupakan porsi pinjaman yang disalurkan kepada pelaku UMKM.