Bank mengikuti dengan mempertahankan suku bunga pinjaman utamanya. Ekonom mengatakan, pembuat kebijakan PBOC menilai dampak dari langkah pelonggaran sebelumnya. Dukungan kebijakan lebih lanjut masih diperlukan, karena ekonomi terseret wabah Covid-19 berulang, kemerosotan pasar properti, dan perlambatan ekspor.
"PBOC mencoba mengatakan meskipun suku bunga AS naik, itu bisa menurunkan suku bunga lagi jika perlu," tutur Kepala Ekonom Asia untuk S&P Global Ratings, Louis Kuijs.
Suku bunga pinjaman China sekitar 4% sampai 5%, sementara suku bunga deposito berjanga berada di kisaran 1% sampai 2%, menurut pernyataan PBOC. Ekonomi tumbuh 2,5% pada semester I-2022 setelah tumbuh 8,1% tahun lalu.
Analis terus menurunkan perkiraan pertumbuhan China tahun ini karena peningkatan risiko ekonomi. Asian Developmen Bank (ADB) dalam laporan terbarunya memproyeksikan, ekspansi 3,3% dibanding 4% sebelumnya. Itu lebih rendah dari konsensus 3,5% dalam survei Ekonom Bloomberg dan jauh di bawah target resmi Beijing sekitar 5,5% yang diumumkan pada Maret.