Pertumbuhan kredit perseroan yang dialokasikan ke sektor tersebut pada akhir 2022 tercatat naik 436,6 persen year on year.
“Tingginya pertumbuhan penyaluran kredit di dua sektor produktif tersebut sekaligus memunculkan optimisme perseroan terhadap perekonomian nasional yang kembali bangkit,” pamungkas Syafrizal Syah.
Sebagai informasi, pada akhir tahun 2022, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 700 miliar, atau tumbuh 14,2 persen year on year.
Outstanding penyaluran kredit hingga tahun 2022 sebesar Rp 27,85 triliun atau naik 10,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (net) berada di level 2,53 persen atau membaik dari periode akhir 2021 di level 15 persen. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perseroan pada per tahun 2022 sebesar Rp 31,91 triliun atau naik 3,00 persen year on year yang terdiri dari deposito Rp 12,85 triliun, tabungan Rp 12,69 triliun, dan giro Rp6,37 triliun.
(SLF)