Ia juga menambahkan, meski BWS termasuk ke dalam bank yang memiliki skala relatif kecil di Indonesia dan masuk ke kategori KBMI II dengan modal inti Rp6-Rp14 triliun, tetapi bank ini dinilai cukup inovatif dalam mengembangkan teknologi yang dapat meningkatkan layanan untuk nasabah.
"Lewat teknologi, pelayanan nasabah dapat ditingkatkan. Customer experience dapat diddesain dengan seamless sehingga pada akhirnya kondisi ini dapat menciptakan loyalitas nasabah mendongkrak bisnis transaction banking bagi bank," kata Edo.
Melalui inovasi digital seperti adanya cross border cardless withdrawal hingga mobile banking dengan fitur yang relevan terhadap kebutuhan keuangan pasar, BWS berpotensi menjadi salah satu bank yang unggul dari sisi transaction banking di kelasnya.
"Dengan transaction banking, bank bisa mendiversifikasi sumber pendapatan dan tidak hanya bertumpu pada pendapatan bunga saja sehingga lebih resilien dalam berbagai kondisi terutama ketika suku bunga sedang berfluktuasi,” imbuh dia.
Di sepanjang sembilan bulan pertama di 2025, BWS mencatatkan pertumbuhan bisnis transaction banking yang signifikan. Hal ini tercermin dari pendapatan dari transaksi valuta asing serta layanan transfer.