Ekonomi zona euro secara tak terduga menyusut 0,1% per kuartal dalam tiga bulan pertama 2023. Padahal perkiraan awal diprediksi mengalami kenaikan moderat 0,1%. (Lihat grafik di bawah ini.)
Angka untuk kuartal terakhir 2022 juga direvisi yang menunjukkan penurunan 0,1%. Ini berarti zona euro kini telah memasuki resesi teknis dangkal.
Kejatuhan ekonomi Jerman ke fase resesi juga menjadi faktor yang menyeret zona euro ke dalam resesi. Untuk pembacaan ini, kemungkinan zona Eropa hanya akan menambah pertumbuhan ekonomi moderat tahun ini.
Tetapi data pengangguran mencapai rekor terendah dan pertumbuhan upah terpantau meningkat.
Biaya pinjaman yang lebih tinggi juga membatasi permintaan kredit rumah tangga dan perusahaan.
Faktor-faktor yang berlawanan ini kemungkinan akan memberikan gambaran bagi para petinggi ECB di mana mayoritas akan bersikap hawkish yang telah mendorong kenaikan suku bunga lebih banyak dan minoritas yang telah menganjurkan jeda atau pro dovish.
Akibatnya, para ekonom mengharapkan ECB dapat memberikan pandangan yang lebih berimbang tentang prospek perlunya menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk mendinginkan inflasi
"ECB mungkin akan menekankan lebih kuat dari sebelumnya. Jalur kebijakan masa depan ECB bergantung pada data di tengah meningkatnya ketidakpastian. ECB akan menaikkan suku bunga lebih lanjut bahkan saat ekonomi tertatih-tatih" tulis ekonom di Berenberg dalam sebuah catatan kepada klien. (ADF)