IDXChannel - Bank Sentral Eropa hampir pasti akan menaikkan suku bunga dan mendorong biaya pinjaman ke level tertinggi dalam 22 tahun pada Kamis (15/6/2023).
ECB juga diproyeksikan akan tetap membuka kemungkinan untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut. Ini akan menandai langkah lanjutan ECB dalam melawan inflasi yang tinggi bahkan ketika ekonomi zona euro melemah.
Pertumbuhan ekonomi di 20 negara zona euro tercatat stagnan dan inflasi memasuki fase moderat selama berbulan-bulan. Didukung harga energi yang lebih rendah dan kenaikan suku bunga paling tajam dalam sejarah 25 tahun ECB.
Langkah ECB ini kontras dengan langkah yang baru saja di ambil bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed). Setelah serangkaian 10 kenaikan suku bunga berturut-turut, The Fed akhirnya menghentikan kenaikan suku bunga.
Sayangnya, inflasi di zona euro masih terlalu tinggi untuk ECB yakni sebesar 6,1%. Angka ini lebih tinggi tiga kali target 2% dan pertumbuhan harga dasar yang tidak termasuk makanan dan energi, baru mulai menunjukkan tanda-tanda melambat.
Diketahui tingkat inflasi harga konsumen di Kawasan Euro turun menjadi 6,1% pada Mei 2023. Angka ini turun dari 7% pada bulan sebelumnya dan di bawah ekspektasi pasar sebesar 6,3%.
Tingkat ini mencapai level terendah sejak Februari 2022, masih jauh dari target ECB. Penurunan inflasi terutama didorong oleh penurunan harga energi sebesar 1,7% menyusul kenaikan sebesar 2,4% di bulan sebelumnya.
Kondisi ini akan membuat ECB berada di jalur pengetatan, terutama setelah gagal memprediksi serangan inflasi tinggi saat ini dan mulai menaikkan suku bunga lebih lambat dari banyak rekan global di tahun lalu.
"Mereka tidak bisa mengacaukannya (kondisi inflasi) sekali lagi," kata Carsten Brzeski, kepala makro global di bank Belanda ING.
ECB diperkirakan akan meningkatkan suku bunga deposito, yakni suku bunga yang dibayarkan bank agar lebih banyak uang tunai yang parkir dengan aman di bank sentral, untuk kedelapan kalinya berturut-turut, sebesar 25 basis poin menjadi 3,5%, dan menjadi level tertinggi sejak 2001.
Ekonomi Masih Tertatih
Ekonom yang disurvei oleh Reuters mengharapkan langkah kenaikan suku bunga dengan besaran yang sama di bulan Juli sebelum ECB berhenti menaikkan suku bunga di sisa tahun 2023.
Namun demikian, Presiden ECB Christine Lagarde diharapkan mempertahankan kenaikan lebih lanjut pada bulan September mendatang.
"Kami memperkirakan ECB akan membiarkan kemungkinan suku bunga di atas 3,75% di atas meja dan mendorong pasar untuk menetapkan harga beberapa penurunan suku bunga 2024," tulis ekonom di Deutsche Bank dalam sebuah catatan.
ECB juga menghadapi dilemma karena kebijakan moneter mereka tercatat meleset dari pembacaan.
Sementara data ekonomi zona euro melukiskan gambaran yang beragam. ECB disebut akan memperbarui prakiraan ekonominya, yang kemungkinan akan menempatkan inflasi di atas 2% tahun depan sebelum mencapai target di 2025.