"Rupiah terapresiasi sebesar 3,80 persen menjadi Rp15.675 per USD antara 30 Juli dan 14 Agustus, didukung oleh arus modal masuk di tengah ekspektasi penurunan suku bunga The Fed," kata dia.
Kemudian, cadangan devisa Indonesia meningkat sebesar USD5,2 miliar, kenaikan bulanan tertinggi sejak Desember 2023.
Riefky menerangkan, meskipun inflasi menurun, penurunan suku bunga yang terlalu cepat dapat meningkatkan volatilitas mata uang Rupiah dan berpotensi melemahkan karena dapat memicu arus modal keluar.
Untuk menjaga perbedaan suku bunga dan menstabilkan mata uang, lanjut Riefky, Bank Indonesia perlu menyelaraskan momentum penurunan suku bunga dengan pelonggaran moneter The Fed.