“Kami memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga pada Juli. Meskipun jalur disinflasi kondusif bagi kebijakan, mandat eksplisit Bank Indonesia untuk stabilitas nilai tukar, dan bukan inflasi, telah menjadi pendorong pergerakan suku bunga pada tahun lalu,” tulis Radhika Rao, ekonom senior di DBS Bank.
Radhika menambahkan, pada tinjauan terakhir, Gubernur BI Perry mengakui, risiko-risiko ini telah mengganggu mata uang namun tetap mempertahankan pandangannya bahwa nilai tukar rupiah akan kembali ke di bawah Rp16.000 per USD yang kemudian akan membuka jalan bagi penurunan suku bunga.
Gubernur BI Perry Warjiyo pekan lalu mengatakan, mungkin ada ruang untuk penurunan suku bunga pada kuartal berikutnya karena nilai tukar rupiah diperkirakan akan menjadi lebih stabil. Namun untuk saat ini, fokusnya akan tetap pada upaya menjaga stabilitas mata uang.
Perkiraan median tidak menunjukkan perubahan terhadap suku bunga pada kuartal ini namun memperkirakan penurunan sebesar 25 basis poin menjadi 6,00 persen pada kuartal keempat.
Dalam survei Juni, pandangan konsensus pasar memperkirakan pemotongan awal suku bunga akan terjadi pada kuartal pertama 2025.