Hal ini, menurut Yohan, menciptakan skema penjaminan tidak langsung dari pemerintah yang membuat BNI yakin program KDMP tidak akan mengganggu rasio NPL perseroan.
"Kami melihat bahwa program KDMP ini seharusnya tidak berdampak negatif ke rasio NPL BNI selama dijalankan sesuai skema yang berlaku," kata Yohan.
Tekan Tingginya BOPO
Di sisi lain, Yohan mengungkapkan penyebab tingginya Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Per Semester I-2025, BOPO BNI berada di level 71 persen, yaitu sebuah angka yang terlihat tinggi.
Menurut dia, perseroan memang menghadapi tantangan dalam menekan rasio BOPO. Menurutnya, tingginya BOPO bukan disebabkan oleh pembengkakan biaya, melainkan karena tekanan pada sisi pendapatan, khususnya Net Interest Margin (NIM).
Hal ini terjadi karena perlambatan peredaran uang di sistem yang membuat biaya dana naik.