Perseroan juga memberikan pembiayaan untuk segmen energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar Rp10,9 triliun, pembiayaan untuk pencegahan polusi sebesar Rp4 triliun, serta sustainable portfolio lainnya sebesar Rp25,1 triliun.
“BNI juga memiliki komitmen untuk mengembangkan praktik usaha berkelanjutan sejalan dengan agenda global,” kata Okki.
Dalam hal tersebut, perseroan mulai proaktif memperkenalkan Sustainability Linked Loan (SLL), di mana salah satu aspek utama SLL adalah pemberian insentif bagi nasabah untuk memperbaiki aspek ESG dalam bisnis mereka.
Sebagai informasi, sepanjang tahun 2022, BNI telah menyalurkan SLL sebesar USD355 juta atau ekuivalen Rp5,3 triliun, yang disalurkan kepada debitur top tier di sektor industri prioritas, seperti Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) dan manufaktur. (NIA)