“BSI berkomitmen untuk tetap menjadi market leader perbankan syariah nasional dengan membukukan pertumbuhan laba yang positif untuk memberikan imbal hasil yang optimal bagi para pemegang saham dalam jangka panjang,” kata Grandhis dalam Public Expose, Rabu (29/11).
Salah satu komitmen tersebut akan dicapai dengan menjaga penyaluran pembiayaan yang berkualitas. Sebagai informasi, non-performing financing (NPF) BSI sudah berada di angka 2,21%, lebih rendah dibandingkan perbankan nasional dan angka ini terus membaik sejak awal merger.
Pembiayaan didominasi oleh segmen konsumer, gadai dan card sebesar Rp125,34 triliun, korporasi sebesar Rp54,39 triliun, mikro sebesar Rp21,45 triliun, SME (UKM) Rp18,62 triliun, dan komersial Rp11,86 triliun.
Dari sisi rasio keuangan, ROA (Return of Asset) juga mengalami peningkatan menjadi 2,34%. Efisiensi juga terus mengalami perkembangan yang baik, di mana BOPO mampu turun dari level 74,02% menjadi 71,43% year on year.
BSI juga terus mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia lewat UMKM Center yang tersebar di sejumlah kota, yaitu Banda Aceh, Yogyakarta, dan Surabaya, dengan total binaan sebanyak 2.526 UMKM.