sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

BSI Resmi Jadi Bank Emas Syariah Pertama di Indonesia

Banking editor Dinar Fitra Maghiszha
26/02/2025 18:45 WIB
BSI (BRIS) resmi meluncurkan layanan Bank Emas. Hal itu menjadikannya sebagai bank syariah pertama di Indonesia yang menyediakan layanan bullion bank.
BSI Resmi Jadi Bank Emas Syariah Pertama di Indonesia. (Foto: MNC Media)
BSI Resmi Jadi Bank Emas Syariah Pertama di Indonesia. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) resmi meluncurkan layanan Bank Emas. Hal itu menjadikannya sebagai bank syariah pertama di Indonesia yang menyediakan layanan bullion bank.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi menegaskan, kehadiran bank emas merupakan bagian dari transformasi dan inovasi berkelanjutan yang dilakukan perseroan. Layanan ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan bisnis dan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.  

“Ini adalah bagian dari transformasi dan inovasi yang terus dilakukan BSI agar dapat tumbuh secara berkelanjutan. Pengembangan bisnis bank emas BSI sangat sejalan dengan Asta Cita Pemerintah dalam mendorong hilirisasi dan industrialisasi guna meningkatkan nilai tambah dalam negeri, khususnya dalam sektor ekosistem emas,” ujar Hery dalam peresmian Layanan Bank Emas di Jakarta, Rabu (26/2/2025). 

Adapun BSI telah memperoleh izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Surat OJK No. S-53/PB.22/2025 pada 12 Februari 2025 lalu. Izin tersebut mencakup dua kegiatan utama yakni Penitipan Emas dan Perdagangan Emas.

Ke depan, BSI melanjutkan proses perizinan untuk layanan tambahan, seperti Pembiayaan Emas dan Penyimpanan Emas. 

Hery menjelaskan layanan bank emas BSI akan melengkapi ekosistem emas yang telah ada, seperti Gadai Emas, Cicil Emas, dan BSI Emas Digital, dengan total emas kelolaan saat ini mencapai 17,5 ton. 

Sebagai pelopor bank emas syariah, BSI menawarkan layanan yang inklusif dan berbasis digital, sehingga dapat diakses oleh berbagai lapisan masyarakat, baik yang baru mulai berinvestasi maupun yang sudah berpengalaman.  

“Produk bank emas BSI dirancang agar bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat. Kami menawarkan kesempatan investasi emas mulai dari 0,05 gram, dengan nilai kurang dari Rp100.000, melalui platform digital BYOND by BSI. Dengan begitu, masyarakat bisa berinvestasi kapan saja dan di mana saja,” tutur Hery.  

BSI juga memperkenalkan tiga branding utama untuk layanan bank emasnya yaitu BSI Emas Digital, BSI Gold, dan BSI ATM Emas yang merupakan ATM emas pertama di Indonesia. 

“Kami berharap dengan hadirnya layanan ini, bisnis bank emas BSI dapat mempercepat pertumbuhan perusahaan. Saat ini, omzet bisnis emas di BSI mencapai Rp28,7 triliun, dan kami optimistis dapat memberikan multiplier effect yang signifikan bagi perekonomian Indonesia,” kata dia.   

Adapun pembiayaan bisnis emas BSI pada 2024 mencapai Rp12,80 triliun, tumbuh 78,17 persen year-on-year yang mencakup gadai emas dan cicil emas. 

Hery juga menekankan beberapa keunggulan Bank Emas BSI, yaitu:  

  1. Layanan bank emas syariah pertama di Indonesia
  2. BSI Gold dengan kadar 99,99 persen bersertifikat SNI dan MUI.
  3. Jaringan BSI Agen lebih dari 110 ribu di seluruh Indonesia.
  4. Layanan digital yang dapat diakses kapan saja melalui BYOND by BSI.

Dengan total omzet bisnis emas BSI yang mencapai Rp28,7 triliun, BSI optimistis mampu mencapai potensi volume transaksi 250 ton dalam lima tahun ke depan. 

“Kami berkomitmen menghadirkan one-stop solution layanan syariah dan berkontribusi dalam pendalaman sektor keuangan syariah di Indonesia,” tutur Hery.  

Peluncuran layanan bank emas BSI ini diresmikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto di Gade Tower, Jakarta. Dalam sambutannya, Presiden menegaskan kehadiran bank emas menjadi tonggak sejarah bagi Indonesia dalam mengelola sumber daya emas secara lebih cerdas dan transparan.  

“Ternyata kekayaan kita besar, potensi besar, karena itu pengelolaannya harus lebih cerdas, teliti, hati-hati, dan transparan. Hari ini, pertama kali dalam sejarah, Indonesia yang punya cadangan emas nomor 6 di dunia untuk pertama kalinya memiliki bank emas,” kata Presiden.   

Presiden juga menyoroti peningkatan produksi emas nasional dari 100 ton menjadi 160 ton per tahun, serta pentingnya memperkuat ekosistem emas dalam negeri.  

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menekankan cadangan emas nasional mencapai 2.600 ton, namun simpanannya baru 201 ton. Dengan begitu, perlu dilakukan optimalisasi lebih lanjut.  

“Dalam 5 tahun ke depan, kita bisa meningkatkan reserve emas di Indonesia dengan signifikan,” ujar Erick.  

Menurut Erick, di masyarakat saat ini terdapat sekitar 1.800 ton emas yang disimpan secara mandiri. Dengan hadirnya bank emas, pemerintah ingin mengajak masyarakat untuk mempercayai sistem keuangan yang lebih aman dan formal.  

“Kita harus meyakinkan masyarakat bahwa ini adalah sistem keuangan yang aman. Layanan bank emas akan memudahkan masyarakat untuk terlibat dalam perdagangan emas nasional,” kata dia.

(Febrina Ratna Iskana)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement