Menurut Nixon, BTN optimistis Jawa Barat akan mampu menjadi penopang utama bagi penyaluran pembiayaan perumahan perseroan. Tahun ini BTN menargetkan bisa merealisasikan 350.000 rumah melalui skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi. Dari jumlah tersebut sekitar 35-40 persen dikontribusi dari Jawa Barat.
"Kita harus optimistis. Kita masih punya pasokan properti lebih dari 500.000 unit di seluruh Indonesia, yang berasal dari developer-developer yang bekerja sama dengan BTN, baik properti yang ready stock, tahap pembangunan maupun berupa lahan mentah," tuturnya.
Selain itu, ia juga memastikan BTN akan melakukan ekspansi bisnis dengan mengoptimalkan pangsa pasar masyarakat berpenghasilan tanggung (MBT) atau masyarakat kelas menengah bawah dengan harga rumah hingga Rp400 juta.
"Kami belum tahu berapa volumenya, tapi diperkirakan sekitar 30.000–40.000 unit, dan di Jawa Barat pasti banyak peminatnya, termasuk di Bandung. Biasanya, mereka ini adalah pekerja di tengah kota Bandung dengan gaji antara Rp7 juta sampai Rp12 juta," katanya.
Setelah mengoptimalkan sektor KPR, BTN juga menargetkan peningkatan transaksi. Sebab, Nixon menilai Jawa Barat memiliki banyak aktivitas ekonomi kreatif yang menunjang sirkulasi ekonomi.