sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

China Pangkas Suku Bunga Jangka Pendek, Perlukah RI Ikutan?

Banking editor Maulina Ulfa - Riset
14/06/2023 17:32 WIB
People's Bank of China (PBOC) secara mengejutkan memangkas suku bunga pinjaman utamanya pada Selasa (13/6/2023).
China Pangkas Suku Bunga Jangka Pendek, Perlukah RI Ikutan? (Foto: MNC Media)
China Pangkas Suku Bunga Jangka Pendek, Perlukah RI Ikutan? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - People's Bank of China (PBOC) secara mengejutkan memangkas suku bunga pinjaman utamanya pada Selasa (13/6/2023). Upaya bank sentral China tersebut dilakukan dalam upaya menopang pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

PBOC memotong tingkat suku bunga 7-day reverse repo rate pertama kalinya sejak Agustus tahun lalu. Langkah ini diyakini akan meningkatkan likuiditas sistem perbankan dan membuat pinjaman jangka pendek bisa lebih murah.

PBOC memangkas suku bunga sebesar 10 basis poin menjadi 1,90% dari sebelumnya 2,00% di tengah upaya menyuntikkan 2 miliar yuan (setara USD279,97 juta) kepada perbankan nasional melalui instrumen obligasi jangka pendek. (Lihat grafik di bawah ini.)

 

Mengutip beberapa analis, jumlah pinjaman yang terpengaruh akibat kebijakan ini terbilang kecil. Namun, langkah tersebut dianggap signifikan karena menandakan bahwa PBOC kemungkinan akan memangkas beberapa suku bunga utama lainnya akhir bulan ini.

Melambatnya Ekonomi China dan Pelajaran bagi RI

Berdasarkan analis Capital Economics, pemotongan suku bunga ini semakin memperkuat kekhawatiran yang berkembang di antara para pembuat kebijakan tentang kesehatan pemulihan ekonomi China.

Analis juga memperkirakan PBOC juga akan memangkas suku bunga pinjaman jangka menengah, serta suku bunga acuan Loan Prime Rate (LPR) masing-masing pada Kamis dan Selasa depan. Ini mengingat ketiga suku bunga biasanya bergerak bersamaan. Terakhir kali China memangkas LPR-nya pada Agustus tahun lalu.

“Pemotongan suku bunga datang lebih awal dan lebih tajam dari ekspektasi kami dan pasar di tengah momentum pemulihan ekonomi dan kepercayaan bisnis,” kata Becky Liu, kepala strategi makro China untuk Standard Chartered Bank.

Pada Maret, PBOC sempat memangkas syarat rasio cadangan simpanan yang menentukan jumlah uang yang harus disimpan bank sebagai cadangan sebesar 0,25 poin persentase.

Langkah ini juga dalam upaya untuk menjaga aliran uang melalui sistem keuangan dan menopang ekonomi nasional.

Pemotongan suku bunga itu juga cukup mengejutkan pasar dan mengikuti gejolak di pasar keuangan global yang dipicu oleh kegagalan beberapa bank regional AS.

Sebelumnya, beberapa indikator makro ekonomi negeri Tirai Bambu tersebut dilaporkan kurang memuaskan.

Teranyar, indeks harga produsen China dilaporkan turun 4,6% yoy pada Mei 2023, berdasarkan rilis Jumat (9/6/2023). Angka ini lebih cepat dari penurunan 3,6% pada April dan lebih buruk dari perkiraan pasar 4,3%. (Lihat grafik di bawah ini.)

Kodisi ini juga merupakan deflasi produsen selama delapan bulan berturut-turut dan penurunan tertajam sejak Februari 2016 di tengah melemahnya permintaan dan moderasi harga komoditas.

Penurunan bahan produksi dipercepat berkontraksi 5,9% dibanding -4,7% bulan sebelumnya karena penurunan harga pemrosesan yang lebih cepat sebesar -4,6%.

Adapun harga bahan baku terkontraksi 7,7% dibanding -6,3% bulan sebelumnya, serta biaya ekstraksi terkontraksi 11,5%.

Selain itu, harga barang konsumsi turun tipis 0,1% di tengah kenaikan harga yang lebih rendah pada makanan sebesar 0,2%.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement