sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

China Pangkas Suku Bunga Jangka Pendek, Perlukah RI Ikutan?

Banking editor Maulina Ulfa - Riset
14/06/2023 17:32 WIB
People's Bank of China (PBOC) secara mengejutkan memangkas suku bunga pinjaman utamanya pada Selasa (13/6/2023).
China Pangkas Suku Bunga Jangka Pendek, Perlukah RI Ikutan? (Foto: MNC Media)
China Pangkas Suku Bunga Jangka Pendek, Perlukah RI Ikutan? (Foto: MNC Media)

Di China, perubahan harga produsen mengukur rata-rata perubahan tahunan harga barang dan jasa yang dijual oleh produsen besar maupun produsen di pasar grosir selama periode tertentu.

Tak hanya indeks produsen, surplus perdagangan China juga turun menjadi USD 65,81 miliar pada Mei 2023. Sebelumnya, surplus tercatat sebesar USD 78,40 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya dan di bawah perkiraan pasar sebesar USD 92 miliar.

Ini juga menjadi surplus perdagangan terkecil sejak Februari 2023, karena ekspor turun lebih banyak daripada impor, di tengah lemahnya permintaan global.

Ekspor menyusut 7,5% yoy ke level terendah tiga bulan sebesar USD 283,5 miliar dan menjadi penurunan pertama dalam tiga bulan serta penurunan tertajam sejak Januari 2023.

Angkanya juga lebih lemah dibandingkan dengan konsensus pasar sebesar 0,4%, sementara impor turun 4,5%, di tengah pelemahan konsumsi domestik.

Lemahnya ekspor ini diduga karena permintaan global tidak cukup untuk mempertahankan pemulihan pengiriman keluar produk-produk China.

Di antara mitra dagang utama China, ekspor ke AS turun 18,2% dari tahun sebelumnya, sementara ekspor ke Uni Eropa juga merosot 26,6%.

Di sisi impor, ini menjadi bulan ketiga berturut-turut penurunan pembelian, di tengah lemahnya permintaan domestik.

Tingkat inflasi tahunan China juga dilaporkan naik tipis menjadi 0,2% pada Mei 2023 dari level terendah 26 bulan di bulan April sebesar 0,1%. Namun, angka ini masih kurang dari perkiraan pasar sebesar 0,3%

Berkaca pada kondisi ini, Indonesia juga memiliki kebijakan suku bunga yang cenderung tidak berubah pada pertemuan bank sentral pada Mei 2023.

Namun, secara makroekonomi, kondisi Indonesia masih lebih baik dibanding China.

Mengacu data BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat di tengah perlambatan ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama 2023 tercatat sebesar 5,03% yoy. Inflasi Indonesia secara year-on-year pada Mei 2023 juga melandai sebesar 4%.

RI juga masih menikmati surplus neraca perdagangan pada April 2023, meningkat dari USD2,83 miliar pada Maret 2023 menjadi USD3,94 miliar.

Meski di sisi lain perlambatan industri akibat ketidakpastian ekonomi global perlu diwaspadai lebih lanjut. Teranyar, indeks PMI Manufaktur S&P Global Indonesia turun menjadi ke posisi 50,3 pada Mei 2023 dari level tertinggi enam bulan di bulan April di 52,7. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement