Di samping itu, Bahlil juga menyinggung peran perbankan belum terlihat dalam memberikan dukungan kredit terhadap UMKM. Karena menilai porsi UMKM masih cukup rendah untuk mendapatkan kredit.
Bahlil mengungkapkan, sepanjang 2021, total perbankan menyalurkan kredit hingga Rp6.000 triliun. Sebesar Rp300 triliun digunakan oleh asing, sedangkan Rp5.700 triliun kredit dalam negeri.
Kredit yang dimaksud Bahlil tersebut merupakan akumulasi dari berbagai macam kredit, mulai dari kredit untuk urusan properti, kendaraan, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk kredit untuk UMKM tidak lebih dari 18%.
"Inilah yang menurut kami, perbankan belum hadir dalam mendorong UMKM menjadi pemain nasional kita," kata Bahlil.
Oleh sebab itu, ke depan pemerintah mendorong perbankan untuk meningkatkan porsi kredit terhadap UMKM. Bahkan pada 2024, porsi kredit yang semula tidak lebih dari 18% bakal dinaikkan menjadi 30%.
"Tahun depan UMKM ini (plafon KUR) mencapai Rp400 triliun lebih untuk penyaluran di 2023," pungkas Bahlil.
(FAY)