Lembaga pemeringkat Pefindo juga memberikan peringkat tertinggi idAAA. Ini mencerminkan tingkat kepercayaan tinggi terhadap kemampuan BNI dalam memenuhi kewajiban keuangannya.
Masa penawaran awal obligasi berlangsung dari 12 hingga 19 Juni 2025, dengan tanggal efektif pada 25 Juni 2025. Penawaran umum akan dilaksanakan pada 30 Juni hingga 1 Juli 2025, dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada 7 Juli 2025.
Proses penerbitan dan distribusi obligasi dilakukan secara elektronik melalui sistem Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan konfirmasi kepemilikan akan diberikan oleh KSEI, perusahaan efek, atau bank kustodian.
Agung menegaskan, kondisi keuangan BNI saat ini sangat sehat. Sepanjang 2024, BNI mencatat laba bersih sebesar Rp21,7 triliun, tumbuh 2,7 persen secara tahunan. Rasio kecukupan modal (CAR) tercatat 21,4 persen, jauh di atas ketentuan minimum, dan rasio kredit bermasalah (NPL) net terjaga di 0,7 persen.
“Kondisi ini memberikan ruang yang leluasa bagi kami untuk tetap ekspansif dan bertanggung jawab dalam mendukung pembangunan nasional,” kata Agung.