sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ditopang Segmen UMKM dan Ritel, Kredit Perbankan Nasional Tumbuh 9,03 Persen

Banking editor Anggie Ariesta
29/06/2022 19:38 WIB
Kinerja positif itu terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit di segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan ritel.
Ditopang Segmen UMKM dan Ritel, Kredit Perbankan Nasional Tumbuh 9,03 Persen (foto: MNC Media)
Ditopang Segmen UMKM dan Ritel, Kredit Perbankan Nasional Tumbuh 9,03 Persen (foto: MNC Media)

IDXChannel - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut fungsi intermediasi perbankan pada Mei 2022 bertumbuh cukup bagus, dengan catatan kredit meningkat 9,03 persen secara tahunan (year on year/yoy). Kinerja positif itu terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit di segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan ritel.

Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK, Anto Prabowo, mengatakan bahwa mayoritas sektor utama kredit mencatatkan kenaikan, dengan porsi kenaikan terbesar pada sektor manufaktur, yaitu sebesar 12,4 persen secara bulanan (month to month/mtm) dan sektor perdagangan sebesar 12,1 persen mtm.

"Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Mei 2022 mencatatkan pertumbuhan 9,93 persen yoy, didorong oleh kenaikan giro," ujar Anto, dalam keterangan resminya, Rabu (29/6/2022).

Di sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB), penghimpunan premi sektor asuransi juga meningkat dengan penghimpunan premi Asuransi Jiwa bertambah Rp9,4 triliun, serta Asuransi Umum bertambah Rp13,1 triliun.

Selain itu, FinTech peer to peer (P2P) lending pada Mei 2022 mencatatkan pertumbuhan outstanding pembiayaan tumbuh 84,7 persen yoy, meningkat Rp1,49 triliun, dengan pembiayaan hingga Mei 2022 menjadi Rp40 triliun.

"Sementara itu, piutang pembiayaan tercatat tumbuh 4,5 persen yoy pada Mei 2022 Rp379 triliun," katanya.

OJK juga mencatat perekonomian global masih menghadapi tingkat inflasi yang persisten tinggi karena tekanan global supply chain akibat konflik Rusia-Ukraina dan lockdown di Tiongkok.

Tingginya inflasi global tersebut telah mendorong bank sentral utama dunia untuk melakukan normalisasi kebijakan moneter yang lebih agresif sehingga pasar keuangan global kembali bergejolak. 

Dengan latar belakang tersebut, pertumbuhan perekonomian global 2022 diperkirakan akan melambat daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Kendati demikian, indikator perekonomian domestik masih menunjukkan perbaikan yang terus berlanjut meski laju perbaikannya mulai terpengaruh perkembangan perekonomian global. (TSA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement