Presiden Direktur JULO, Harri Suhendra menjelaskan, berlanjutnya kerjasama Bank Sampoerna dan JULO yang disertai dengan penambahan fasilitas kredit tersebut dapat mendukung perusahaan memperluas akses pendanaan yang terjangkau, mudah, dan inklusif kepada masyarakat, khususnya underbanked dan unbanked yang jumlahnya masih cukup besar yaitu sekitar 48 persen dari total jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 97,8 juta orang.
Selain itu JULO juga melihat potensi penyaluran
kredit untuk akses berbagai pendanaan, salah satunya kredit produktif, dimana dari total 60 juta lebih UMKM di Indonesia baru sebanyak 27,6 persen mendapatkan fasilitas kredit dari institusi formal.
“Kami berterima kasih atas kepercayaan Bank Sampoerna sehingga kerja sama ini dapat dilanjutkan. Tentunya hal ini semakin memperkuat kredibilitas JULO sebagai perusahaan fintech lending yang sehat di industri dan memiliki tingkat manajemen risiko yang sesuai dengan risk appetite Bank Sampoerna,” tutur Harri.
Untuk diketahui, JULO mencatatkan pertumbuhan bisnis secara perlahan namun positif sejak berdiri pada 2017. Total pendanaan yang sudah disalurkan hingga 2024 telah mencapai lebih dari Rp15 triliun dan disertai pengelolaan manajemen risiko yang baik pada tingkat keberhasilan bayar (TKB90) sesuai dengan ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
JULO senantiasa menunjukan prinsip pemberian pendanaan yang penuh kehati-hatian dan sehat