Bhima berpendapat pangsa pasar kredit pemilikan rumah (KPR), yang saat ini menjadi inti bisnis kredit BTN, masih cukup menjanjikan terutama pembelian rumah yang sebelumnya tertunda karena pandemi mulai terealisasi. Permasalahannya, tambah Bhima, terletak pada kekhawatiran calon debitur KPR terkait naiknya biaya material bahan bangunan dan suku bunga floating rate pada tahun depan.
Sebelumnya, DPR memberi lampu hijau kepada BTN untuk menggelar rights issue antara kuartal III atau kuartal IV-2022 sebesar Rp2,98 triliun. Hal itu sejalan dengan usulan penyertaan modal negara (PMN) yang diajukan Kementerian BUMN telah disetujui DPR. (TYO)