Dia menilai bahwa pimpinan BI harus hati-hati merumuskan kebijakan agar tidak terjebak oleh dominasi sektor moneter di dalam perekonomian. Selain itu, anggota Badan Anggaran DPR RI ini juga menggarisbawahi pekerjaan rumah Bank Indonesia terkait persoalan Devisa Hasil Ekspor (DHE). Menurutnya, sudah seharusnya BI memiliki jurus jitu untuk menangani masalah ini.
“Selama ini banyak sekali eksportir migas, minerba dan hasil bumi dan laut yang memilih memarkirkan devisa hasil ekspornya di luar negeri, akibatnya dukungan terhadap ekonomi domestik semakin rendah. Eksportir menjual SDA Indonesia, alangkah mirisnya jika uangnya tidak bisa menyokong pertumbuhan nasional,” katanya.
Dengan adanya gerakan digitalisasi yang masif di dunia keuangan dan perbankan, Ecky menyatakan bahwa sebagai otoritas moneter, BI perlu segera bertransformasi menjadi bank sentral digital yang kredibel.
“Pertanyaan mendasarnya adalah sudah sejauh mana Bank Indonesia bertransformasi, sehingga sebagai bank sentral dan otoritas, tidak tertinggal dari industri yang dinaunginya?” tutup Ecky Awal Mucharam. (RRD)