"Ini kan baru 22 bank yang akan di launching pada tahap awal. Jadi sisi negatifnya untuk bank-bank yang belum bisa berpartisipasi karena masalah infrastrukturnya. Berarti kan bagi nasabah bank-bank yang belum terintegrasi dengan BI Fast, mereka belum bisa menikmati fasilitas ini," ujarnya saat diskusi secara virtual, Rabu (27/10/2021).
Mengingat baru 22 bank yang menjadi prioritas BI untuk bisa terintegrasi dengan sistem BI Fast, Telisa mengatakan, secara tidak langsung akan ada unsur perbedaan kepada bank lainnya yang belum bisa menikmati layanan tersebut.
Walaupun kedepannya mungkin akan bisa terintegrasi, waktu perubahannya akan tetap lama karena harus memenuhi syarat dan ketentuan dari bank sentral.
"Mungkin bank-bank lain yang belum masuk deretan 22 bank itu akan bisa terintegrasi dengan BI Fast asalkan memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan. Tapi itu kan pasti akan lama. Jadi nasabah di luar 22 bank ini mungkin akan merasa 'Loh ini kok kita belum bisa ya," gitu," paparnya.
Adapun sisi negatif kedua adalah butuh biaya investasi. Di mana pihak perbankan harus membangun infrastruktur yang memadai dan juga melakukan investasi teknologi untuk menunjang pelayanan baru tersebut.