IDXChannel - Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman meminta Bank Indonesia (BI) untuk melanjutkan kenaikan suku bunga acuan hingga kuartal pertama 2023.
Pendapat ini seiring dengan masih tingginya inflasi di AS yang berdampak pada sikap hawkish The Fed hingga tahun depan.
"Ini memang memicu aliran modal keluar di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia khususnya di pasar SBN, memberikan tekanan pada stabilitas nilai tukar Rupiah," kata Faisal saat dihubungi MNC Portal, Kamis (20/10/2022).
Meskipun kinerja ekspor bagus, surplus neraca perdagangan diperkirakan cenderung menyusut di tengah perlambatan ekonomi global.
Dari sisi domestik, inflasi diharapkan berada di kisaran 5-6% yoy, setidaknya sampai 1H23 sebagai harga bahan bakar penyesuaian tidak hanya memiliki dampak putaran pertama pada inflasi harga yang diatur tetapi juga dampak putaran kedua pada barang dan jasa lainnya.
"Karena tekanan datang dari keduanya sisi eksternal (nilai tukar rupiah yang terdepresiasi) dan sisi domestik (tingkat inflasi yang tinggi), kami percaya BI akan menggeser gigi lebih agresif dari kebijakan moneter longgar dengan menaikkan kebijakan tingkat untuk memastikan stabilitas," tuturnya.
Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75%.
Pada Agustus 2022, BI telah menaikkan suku bunga acuannya dengan dosis yang sama, 25 bps. Kemudian, BI kembali menaikkan 50 bps menjadi 4,25% pada September lalu.
(DES)